Rabu, 17 Juli 2019
Senin, 08 Juli 2019
Jenis Pemeriksaan Kesehatan Berkala untuk Cek Kondisi Tubuh Anda
Sebagian besar masyarakat hanya mengunjungi dokter ketika telah sakit. Padahal, segala jenis penyakit bisa dicegah sebelum menjadi parah di dalam tubuh kita. Dengan kita melakukan Pemeriksaan Kesehatan secara berkala, potensi penyakit yang datang ke tubuh kita pun akan diketahui lebih dini.
Pemeriksaan Kesehatan secara berkala ada beberapa jenisnya. Oleh karena itu, berikut adalah macam-macam Jenis Pemeriksaan Kesehatan Berkala yang umum dilakukan:
Kamis, 04 Juli 2019
KASUS HEPATITIS A DI PACITAN, MENKES IMBAU WARGA TERAPKAN PHBS
Sebanyak 957 warga Pacitan, Jawa Timur terserang hepatitis A. Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek mengimbau masyarakat jaga kebersihan.
Menkes mengatakan kasus hepatitis A di Pacitan ditangani secara bersama-sama. Bagi warga yang tertular virus tersebut, Menkes meminta untuk istirahat.
''Istilah saya diistirahatkan livernya, liver itu lebih banyak kerja untuk karbohidrat, gula. Itu biasanya kita kurangin. Hepatitis kan tidak ada obatnya, tadi saya bilang istirahat, itu virus, imbauan untuk masyarakat jaga kebersihan, sebelum makan cuci tangan dulu,'' katanya, Rabu (3/7), di Gedung DPR RI, Jakarta.
Masa inkubasi atau perkembangan penyakit hepatitis A dalam tubuh selama 15-50 hari, sementara masa penyembuhannya sekitar 2 minggu, bahkan bisa kurang atau lebih dari 2 minggu.
Penyebab kejadian hepatitis A di Pacitan diduga dari air sungai yang tercemar.
''Secara epidemiologi kita harus lihat daerah mana yang kena. Kalau dalam satu aliran sungai ya mungkin aliran sungai itu yang harus kita perhatikan. Barusan saya dapat informasi air-air di situ sedang diperiksa di laboratorium, jadi ada beberapa lab di Surabaya, kita kirim untuk memeriksa air itu,'' katanya.
Terkait penanggulangan hepatitis A, Menkes mengatakan sudah ada arahan ke pemerintah daerah dan sudah bergerak melakukan penanganan.
''Tentu yang pertama kita harus menolong korban, kemudian kita mencari dari mana asalnya ini (virus hepatitis A) dan kita harus cari hulu dari permasalahan ini apa. Apa betul dari air sungai, apa betul dari orang yang BAB dan kemudian membawa virus itu, dan sebagainya,'' kata Menkes.
Karena itu, Menkes menekankan kepada warga Pacitan untuk menjaga kebersihan. ''Kebersihan nomor satu,'' katanya.
Masalah hepatitis A tidak hanya terjadi di Pacitan, saat ini penyakit tersebut telah menyerang warga Trenggalek.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung dr. Wiedra Waworuntu, M.Kes mengatakan kasus hepatitis A di Pacitan sudah dinyatakan KLB, sementara Trenggalek tidak.
''Pacitan sudah ditetapkan KLB, Trenggalek tidak, karena masalah hepatitis A di sana sudah bisa ditanggulangi,'' katanya.
Status KLB di Pacitan tidak akan ditarik sebelum kasus penularan berhenti, kemudian telah melewati 2 kali masa inkubasi.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat emailkontak[at]kemkes[dot]go[dot]id. (D2
Selasa, 02 Juli 2019
Pentingnya Rutin Membawa Balita ke Posyandu untuk Menjaga Tumbuh Kembangnya
Setelah anak berusia 1 tahun, angka kunjungan ke Posyandu biasanya akan semakin menurun. Terutama bagi para ibu yang merasa vaksinnya sudah lengkap, ia akan enggan untuk membawa anaknya ke Posyandu. Padahal Posyandu tidak hanya berkaitan dengan vaksinasi. Di Posyandu, berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala anak diukur untuk mendeteksi sejak dini jika terjadi hal-hal tidak diinginkan seperti kekurangan gizi. Namun sayangnya, mindset yang berkembang adalah Posyandu hanya untuk menimbang berat badan dan memberikan vaksin anak. Hingga anak berusia 5 tahun, ibu harus rutin membawanya ke Posyandu. Sebab jika tidak, dikhawatirkan tumbuh kembang anak serta pemenuhan gizinya tidak dapat terpantau dengan baik.
Selain karena merasa vaksinasinya sudah lengkap, para ibu terkadang tidak membawa anaknya ke Posyandu karena sudah PAUD. Mereka menganggap anaknya sudah sehat dan sudah bisa bersekolah sehingga tidak perlu lagi dibawa ke Posyandu. Sejak tahun 2015, terdapat program bernama Posyandu Terintegrasi yaitu Posyandu yang diintegrasikan dengan PAUD dan BKB (Bina Keluarga Balita).
Ada banyak manfaat Posyandu yang belum disadari oleh para ibu. Dengan rutin datang ke Posyandu, tumbuh kembang anak selama masa keemasannya (0-5 tahun) akan terpantau dengan baik. Tidak hanya ditimbang dan diukur tinggi badannya, anak-anak akan diberikan asupan makanan bergizi yang baik untuk pertumbuhan. Para ibu juga bisa berkonsultasi langsung dengan kader kesehatan dan/atau petugas kesehatan, sehingga berbagai permasalahan kesehatan anak dapat segera terselesaikan dengan benar. Lebih dari itu, para ibu bisa berbagi pengalaman dengan ibu lainnya selama berada di Posyandu. Hal ini tentu akan berdampak sangat positif pada tumbuh kembang anak.
Sejak awal tahun 2000an pemerintah merevitalisasi Posyandu, dengan menggalakkan kembali program Posyandu demi mengurangi angka gizi buruk di Indonesia. (kenapa disebut revitalisasi Posyandu, karena Posyandu sudah ada sejak tahun 1984, namun kemudian ada yang kondisinya ‘mati’, sehingga perlu direvitalisasi). Seharusnya hal ini mendapat dukungan positif dari masyarakat. Oleh karena itu, para ibu sebaiknya meningkatkan kesadaran dan menyadari betapa pentingnya rutin membawa balita ke Posyandu
Sumber : promkes kemenkes
Senin, 01 Juli 2019
Happy Fruit International Day 2019
International Fruit Day atau Hari Buah Internasional adalah hari
perayaan internasional yang dirayakan setiap tanggal 1 Juli di tiap
tahunnya. Hari Buah Internasional ditetapkan pada tahun 2007 di Jerman. Berawal dari perkumpulan mahasiswa di Universitas Alice Solomon di Berlin Jerman.
Langganan:
Postingan (Atom)