Penyuluhan
Kelompok (ibu balita) mengenai “Stunting, Bayi Baru Lahir Risiko Tinggi dan KB”
di Desa Gunan

UPTD
Puskesmas Slogohimo pada hari Rabu, 15 Mei 2019 mengadakan penyuluhan mengenai
neonatus/bayi baru lahir (0-28) hari risiko tinggi dan juga KB.
Penyuluhan dilakukan sebab data nasional menunjukkan angka kematian perinatal yaitu 40 per 1000 kelahiran hidup, sehingga perlu
adanya pengenalan bayi bayi risiko tinggi sehingga mempercepat mendapat mendapat rujukan untuk mendapat penatalaksanaan lanjutan dan angka kematian dan kesakitan dapat diturunkan.
Penyuluhan dilakukan sebab data nasional menunjukkan angka kematian perinatal yaitu 40 per 1000 kelahiran hidup, sehingga perlu
adanya pengenalan bayi bayi risiko tinggi sehingga mempercepat mendapat mendapat rujukan untuk mendapat penatalaksanaan lanjutan dan angka kematian dan kesakitan dapat diturunkan.
Materi berisikan kategori
neonatus risiko tinggi yakni, 1. BBLR 2. Asfiksia pada bayi baru lahir 3.
Kejang 4. Sesak nafas 5. Kuning pada bayi 6. Perdarahan pada bayi dan juga cara
mendapat penatalaksanaan lanjutan bagi neonatus risiko tinggi.

Di Indonesia, sekitar 37%
(hampir 9 Juta) anak balita mengalami stunting (Riskesdas 2013) dan di seluruh
dunia, Indonesia adalah negara dengan prevalensi stunting kelima terbesar di
dunia. Dikutip dari tribunnews.com pada Juli 2018 di Jawa Tengah kasus stunting
sebanyak 37,6 persen. Dikutip dari radarsolo.jawapos.com, dari pendataan yang
dilakukan DKK Wonogiri, sekitar 93 bayi mengalami stunting. Oleh karena itu, sebagai bentuk
pencegahan dan peningkatan pengetahuan ibu balita di Desa Gunan, dibeikan
penyuluhan mengenai stunting.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar