Selasa, 21 Mei 2019

Penyuluhan Kelompok di Desa Gunan

 Penyuluhan Kelompok (ibu balita) mengenai “Stunting, Bayi Baru Lahir Risiko Tinggi dan KB” di Desa Gunan




UPTD Puskesmas Slogohimo pada hari Rabu, 15 Mei 2019 mengadakan penyuluhan mengenai neonatus/bayi baru lahir (0-28) hari risiko tinggi dan juga KB.
Penyuluhan dilakukan sebab data nasional menunjukkan angka kematian perinatal yaitu 40 per 1000 kelahiran hidup, sehingga perlu
adanya pengenalan bayi bayi risiko tinggi sehingga mempercepat mendapat mendapat rujukan untuk mendapat penatalaksanaan lanjutan dan angka kematian dan kesakitan dapat diturunkan.
Materi berisikan kategori neonatus risiko tinggi yakni, 1. BBLR 2. Asfiksia pada bayi baru lahir 3. Kejang 4. Sesak nafas 5. Kuning pada bayi 6. Perdarahan pada bayi dan juga cara mendapat penatalaksanaan lanjutan bagi neonatus risiko tinggi.
Selain itu, diberikan juga materi mengenai stunting. Stunting adalah kondisi kurang gizi kronis pada anak yang disebabkan oleh asupan gizi tak memadai dalam waktu cukup lama sehingga tinggi badan lebih rendah daripada standar usia. Stunting baru terlihat saat usia anak  dua tahun. Stunting dapat mengakibatkan mudah sakit, berkurangnya kemampuan kognitif, fungsi tubuh tidak seimbang, mengakibatkan kerugian ekonomi, postur tubuh tak maksimal saat dewasa. Saat tua pun seorang yang stunting bisa berisiko terkena penyakit yang berhubungan dengan pola makan.
Di Indonesia, sekitar 37% (hampir 9 Juta) anak balita mengalami stunting (Riskesdas 2013) dan di seluruh dunia, Indonesia adalah negara dengan prevalensi stunting kelima terbesar di dunia. Dikutip dari tribunnews.com pada Juli 2018 di Jawa Tengah kasus stunting sebanyak 37,6 persen. Dikutip dari radarsolo.jawapos.com, dari pendataan yang dilakukan DKK Wonogiri, sekitar 93 bayi mengalami stunting. Oleh karena itu, sebagai bentuk pencegahan dan peningkatan pengetahuan ibu balita di Desa Gunan, dibeikan penyuluhan mengenai stunting.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar